Papaku...passed away.

Sebenarnya ingin sekali nina posting mengenai hal ini dari minggu lalu, tapi saat itu hati masih sangat sangat berduka dan rasanya belum kuat untuk menulisnya. Sekarang pun setelah seminggu berlalu masih terasa berat tapi harus dipaksakan. Jadi begini ceritanya :

Badan masih pegal2 karena baru saja pindahan. Masih sibuk dengan beres2 dan hunting barang tuk isi rumah....tiba2 aja hari selasa tanggal 7 November 2006 jam 10 malam waktu new zealand (jam 4 sore waktu jakarta) kami terima telepon dari jakarta. Kami dapat kabar kalo papaku (eyang kakung nya kezia) dying. Mamaku cuma minta supaya kami banyak berdoa dan pasrah dengan rencana Tuhan. Saat itu perasaan bingung dan sedih karena tidak tau mesti bagaimana. Mau segera menemui papa tapi jarak terbentang diantara kami cukup jauh. Yang ada cuma nangis....

Tepat jam 2.30 dini hari (jam 19.30 wib) kami kembali menerima telepon dan kali ini berita duka yang kami terima. Papaku dipanggil oleh Bapa di Surga...7 november 2006 pukul 19.15 wib. Rasanya berat sekali menerima kenyataan ini, walaupun kami sudah pasrah dan percaya ini yang terbaik buat papa tapi tetep terasa berat karena sudah 3 tahun sejak nina berangkat ke nz, kita belum pernah bertemu kembali hanya sesekali bicara via telepon.

Keluarga di jakarta menyarankan supaya kami tdk usah memaksakan diri tuk datang karena mereka mengerti bhw kami baru saja pindah dan masih sangat repot dan lagi memang mamaku merencanakan tuk segera memakamkan papa tanpa berlarut2. Karena adanya segala keterbatasan, akhirnya kami tidak bisa hadir tuk melihat dan mencium papa terakhir kalinya.
Apalagi saat menerima ucapan belasungkawa dari teman2...rasanya gimanaaaa gitu percaya gak percaya kalo papa dah gak ada. Sampai seorang teman memberiku ayat dari Alkitab (1 Tesalonika 4:13-18)....bener2 menghibur dan menguatkan. Thanks a lot Laura.

Selamat jalan papa....sampai ketemu di rumah Bapa di sorga.